Daris Rajih

Search…View…Copy…Paste…

Kebal Api Karena Jatuh Cinta

Seorang yang terkenal arif pernah bercerita, bahwa ia pernah menemui seorang pandai besi yang sangat ajaib. Ia mengerjakan pekerjaannya tanpa pernah menggunakan alat anti api atau lain-lainnya. Hanya dengan tangan kosong, ia mampu memegang besi yang sedang membara.

Ketika si arif menanyakan penyebab kekebalannya, pandai besi tadi menceritakan peristiwa yang pernah ia alami. Beberapa tahun yang lalu, aku mempunyai tetangga seorang wanita yang sangat cantik. Aku jatuh cinta kepadanya, tetapi ia hanya biasa-biasa saja dan tak membalas cintaku.

Setelah lama menanti, akhirnya kesempatan datang juga. Pada musim paceklik, ia datang ke rumahku dan berkata, “Berilah aku makan karena Allah.�

“Aku tidak akan memberimu makan, kecuali kalau kau menerima cintaku.� “Astaghfirullah, tidak ada jalan bagiku untuk melakukan kemaksiatan,� jawabnya seraya ketakutan. Karena ia menolak permintaanku, aku tetap tidak memberinya makan, dan kubiarkan saja ia berlalu pulang.

Continue reading

March 12, 2008 Posted by | Kisah Sufi | Leave a comment

Ahli Ibadah Dengan Pelacur Yang Cantik Jelita

Hasan meriwayatkan, bahawa dahulu ada seorang pelacur yang sangat cantik jelita. Dia tidak mahu melayani orang yang datang kecuali jika dibayar sebanyak seratus dinar.

Secara kebetulan pada suatu hari ada seorang ahli ibadah yang melihat wajah pelacur cantik itu sehingga membuatkan ahli ibadah itu tertarik dan jatuh cinta kepadanya. Kerana lelaki ahli ibadah itu mengetahui, bahawa untuk dapat dilayani oleh pelacur cantik itu orang harus memberinya wang sebanyak seratus dinar, maka lelaki ahli ibadah itu akhirnya pergi mencari pekerjaan untuk mengumpulkan wang sebanyak itu.

Setelah wang sebanyak seratus dinar itu dapat dikumpulkan, dia pun pergi menemui pelacur cantik itu serta berkata kepadanya: “Kecantikanmu telah membuatkan aku benar-benar tergoda, oleh kerana itu, aku telah berusaha sedaya upayaku untuk mendapatkan wang seratus dinar sebagaimana yang engkau kehendaki itu.�

Wanita pelacur itu berkata: “Silakan masuk ke rumahku.�

Dengan tidak berfikir panjang, ahli ibadah itu langsung masuk ke rumahnya. Di dalam rumah pelacur yang cantik jelita itu ada tersedia sebuah tempat tidur yang dibuat dari emas. Pelacur itu lalu duduk di atas tempat tidurnya dan berkata: “Marilah segera mendekatiku.�

Continue reading

March 12, 2008 Posted by | Kisah Sufi | Leave a comment

Doa orang Yang Taqwa

ALI BIN ABI THOLIB

Pada suatu ketika Ali bin abi Tholib diserahi seorang pencuri untuk dihukum, kemudian beliau bertanya “apakah engkau telah mencuri ?” , kemudian dijawab “ya”.

Kemudian setelah diulang pertanyaan sampai tiga kali dan orang itu selalu mengiyakan maka Ali menyuruh agar orang itu dipotong tangannya.

Kemudian pulanglah pencuri itu dengan bunntung sebelah tangannya. dan di tengah perjalanan ia bertemu dengan Salman Al Farizi dan kemudian ditanya , ” siapakah yang telah memotong tanganmu?” dia menjawab ” yang telah memotong tanganku adalah sendinya agama, menantu nabi, anak paman nabi dan pemimpin orang mukmin, yaitu Ali bin Abi Tholib.

“Ia telah membuntungkan tanganmu tetapi kamu malah memujinya”, kata salman heran. “Ya karena dengan tangan yang satu berarti ia telah menyelamatkanku dari siksa”, katanya.

Kemudian salman memberitahukan hal tersebut kepada Ali bin Abi Tholib. Maka Ali pun lalu memanggil pencuri itu. dan setelah pencuri itu tiba diambillah potongan tangan pencuri itu untuk disambungkan lagi ketempat semula seraya ditutup dengan sapu tangan.

Kemudian Ali berdoa kepada Allah untuk kesembuhan tangan pencuri itu. Akhirnya dengan izin Allah tangan itu tersambung kembali seperti sedia kala

Said bin Zaid

pada suatu hari ia diadukan kepada khalifah Marwan bin Hakam oleh seorang wanita yang bernama Arwa binti Aus dengan tuduhan bahwa ia telah mmengambil sebagian tanahnya.

“Apakah aku akan mengambil tanahnya setelah aku mendengar sabda nabi jawab said ketika ditanya.”Apakah yang telah engkau dengar dari nabi?” tanya khalifah. ” Aku telah mendengar Rasulullah bersabda ” siapa yang mengambil sejengkal tanah tanah dengan aniaya maka akan dikalungkan ke lehernya sedalam tujuh petala bumi”, jawabnya. Lalu khalifah berkata ” setelah aku mendengar jawabanmu maka aku tidak akan minta bukti lain darimu”. Kemudian Said berkata ” Ya Allah jika wanita ini berdusta maka butakanlah matanya dan matikanlah ia ditanahnya itu”. Maak butalah mata wanita itu dan ketika ia berjalan di tanahnya tiba tiba ia terjerumus ke dalam lubang sumur hingga menjadi kuburnya sekalian

March 12, 2008 Posted by | Kisah Hikmah | 1 Comment

Derita Sakaratul Maut Kerana Mengutamakan Isteri Lebih Dari Ibunya

Di zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqomah, ia sangat rajin beribadat. Suatu hari ia tiba-tiba jatuh sakit yang sangat kuat, maka isterinya menyuruh orang memanggil Rasulullah dan mengatakan suaminya sakit kuat dan dalam sakaratul maut.

Ketika berita ini sampai kepada Rasulullah, maka Rasulullah menyuruh Bilal r.a, Ali r.a, Salamam r.a dan Ammar r.a supaya pergi melihat keadaan Alqomah. Ketika mereka sampai ke rumah Alqomah, mereka terus mendapatkan Alqomah sambil membantunya membacakan kalimah La-ilaa-ha-illallah, tetapi lidah Alqomah tidak dapat menyebutnya.

Ketika para sahabat mendapati bahwa Alqomah pasti akan mati, maka mereka menyuruh Bilal r.a supaya memberitahu Rasulullah tentang keadaan Alqomah. Ketika Bilal sampai dirumah Rasulullah, maka bilal menceritakan segala hal yang berlaku kepada Alqomah. Lalu Rasulullah bertanya kepada Bilal; “Wahai Bilal apakah ayah Alqomah masih hidup?” jawab Bilal r.a, ” Tidak, ayahnya sudah meninggal, tetapi ibunya masih hidup dan sangat tua usianya”. Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal; “Pergilah kamu kepada ibunya dan sampaikan salamku, dan katakan kepadanya kalau dia dapat berjalan, suruh dia datang berjumpaku, kalau dia tidak dapat berjalan katakan aku akan kerumahnya”.

Continue reading

March 12, 2008 Posted by | Kisah Hikmah | Leave a comment

Tiga Nasihat

Pada suatu hari, ada seseorang menangkap burung. Burung itu berkata kepadanya, Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan. Lepaskan saja aku. Nanti aku beri kau tiga nasihat.

Si burung berjanji akan memberikan nasihat pertama ketika berada dalam genggaman orang itu. Yang kedua akan diberikannya kalau ia sudah berada di cabang pohon dan yang ketiga ketika ia sudah mencapai puncak bukit.

Orang itu setuju, lalu ia meminta nasihat pertama. Kata burung itu, Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun engkau menghargainya seperti hidupmu sendiri, jangan menyesal.

Orang itu pun melepaskannya dan burung itu segera melompat ke dahan. Disampaikannya nasihat yang kedua, Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti.

Continue reading

March 12, 2008 Posted by | Kisah Sufi | Leave a comment

Imam Malik Yang Mencintai Ilmu

Malik bin Anas bin Malik bin Abu Amir bin Amar bin Harits, dilahirkan di Madinah pada 93 Hijrah. Moyangnya Abu Amir berasal dari Yaman yang berhijrah ke Madinah untuk berguru dengan Rasulullah s.a.w dan menjadi antara sahabat baginda yang setia. Ibunya pula Aliyah Syuraik dan ada riwayat menyatakan ibunya mengandungkan dia selama dua tahun sebelum melahirkannya di Kampung Zuwarmah di utara Madinah. Malik dilahirkan pada zaman pemerintahan khalifah Umaiyyah keenam, Khalifah Al-Walid Abdul Malik Madinah yang terkenal sebagai pusat ilmu telah memupuk cintanya terhadap ilmu al-Quran dan hadis. Dia akan membuat satu simpulan tali setiap kali belajar sesebuah hadis untuk mengingatkannya jumlah hadis yang dipelajarinya. Punya daya ingatan yang sangat kuat, dan pernah suatu ketika gurunya, Ibnu Syihab menyampaikan 30 hadis, dia hanya mendapat 29 hadis saja; dia sanggup bertemu gurunya semula memintanya mengulang semula satu hadis yang tertinggal itu.

Zaman remajanya, Malik pelajar yang sangat miskin sehingga terpaksa menjual kayu dari bumbung rumahnya yang runtuh untuk mendapatkan wang. Dalam usia 17 tahun, dia sudah mendalami pelbagai ilmu agama. Dia juga masih sangat rajin belajar walaupun selepas berumah tangga dan dikatakan mempunyai 900 orang guru yang separuh daripadanya adalah ulama tabien.

Continue reading

March 12, 2008 Posted by | Imam Malik, Kisah Sufi | Leave a comment

Bersanding dengan Bidadari

Diceritakan dari Abdul Wahid bin Zaid yang berkata: Dahulu aku pernah naik sebuah perahu. Tiba-tiba bertiuplah angin ribut, sehingga kami semua terdampar disebuah pulau. Disana aku sempat menjumpai seorang lelaki penyembah berhala. Kami kemudian bertanya kepadanya, “Wahai Fulan! Siapakah yang sedang kamu sembah itu?” Lelaki itu kemudian menunjuk kesebuah berhala, dan kami kembali bertanya, “Diperahu, kami mempunyai seorang teman yang biasa membuat benda seperti ini (berhala). Akan tetapi, benda ini bukanlah merupakan sembahan sepertimana Tuhan!” “Lalu, siapa yang kalian sembah?” tanya lelaki penyembah berhala itu. “Allah,” jawab kami. “Siapa Allah itu?” tanyanya. “Zat dimana Arasy-Nya ada dilangit, kekuasaan-Nya ada dibumi dan keputusan-Nya berlaku bagi yang masih hidup serta yang telah mati,” jawab kami semua.

“Bagaimana kalian dapat mengenali-Nya?” tanya lelaki itu lagi.

“Tuhan kami telah mengutus seorang utusan yang mulia dan beliaulah yang menerangkan semua itu,” jawab kami. “Lalu, apa yang dilakukan oleh utusan itu?” tanyanya. “Beliau telah menyampaikan risalahnya dan kemudian beliau pun wafat,” jawab kami serentak. “Apakah beliau tidak meninggalkan sebuah bukti kepada kalian?” tanya lelaki penyembah berhala itu. “Ya, beliau meninggalkan kitab Allah,” jawab kami lagi. “Tolong perlihatkan kepadaku kitab Allah itu, aku yakin kitab-kitab Allah itu indah sekali,” kata lelaki tadi.

Continue reading

March 12, 2008 Posted by | Kisah Hikmah | Leave a comment

Istana Mutiara Berwarna Merah

Bersumber dari Khatan Abu Imran Al-Lu’lu’i. Dia adalah seorang soleh yang suka melayani orang-orang fakir dan rumahnya selalu terbuka bagi sesiapa pun. Suatu ketika ada sekelompok kaum bertamu ke rumahnya, dia lalu segera menghadap kepada seorang hakim agar memberi sesuatu kepadanya yang akan digunakan untuk menjamu para tetamunya itu. Akan tetapi, sang hakim tersebut tidak memberikan sesuatu pun kepadanya.

Demikianlah, Khatan pun akhirnya pergi menemui seorang Yahudi dan orang Yahudi itu ternyata mengabulkan permintaannya dan dengan segera mengirimkan sesuatu yang diperlukan oleh Khatan dalam menjamu tetamunya. Ketika sang hakim tidur, dia bermimpi seakan-akan dia sedang berdiri didepan sebuah pintu gerbang sebuah istana yang terbuat dari mutiara berwarna merah. Saat melangkahkan kakinya, hendak memasuki istana tersebut, tiba-tiba dia dihadang dan dilarang memasukinya. Lalu dikatakan kepadanya:

“Sebenarnya istana ini milikmu, akan tetapi sekarang telah diserahkan kepada si Fulan yang beragama Yahudi itu.”

Continue reading

March 12, 2008 Posted by | Kisah Hikmah | Leave a comment

Pandangan Yang Jernih

Pada suatu malam Shafiyah mengunjungi Rasulullah saw. yang sedang beriktikaf di masjid dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dia terpaksa menemui suaminya itu kerana ada masalah penting yang harus segera dibicarakan. Menjelang masuk waktu isyak, dia berdiri hendak pulang dan Nabi menghantarkannya sampai ke pintu masjid.

Mereka bertemu dengan dua orang sahabat Anshar yang akan melaksanakan solat jamaah. Kedua sahabat itu memberi salam, lantas berlalu dengan cepat. Rasulullah menegur, “Berhentilah sebentar. Yang di sampingku ini Shafiyah, isteriku.” Kedua-dua orang sahabat Anshar itu bahkan mengucap, Subhanallah, janda Huyai bin Ka’ab.”

Nabi tahu maksud isi perkataan mereka itu. Baginda hanya berdiam diri seraya berpikir. Kalau mereka saja tidak memahami tujuan perkawinannya, apakah lagi umat di kemudian hari? Padahal setelah Khadijah meninggal, tiga tahun lamanya baginda telah menduda. Semua isteri berikutnya dinikahi berdasarkan perintah wahyu dan untuk tujuan-tujuan kemanusiaan sehingga seluruhnya adalah janda-janda yang telah tiada tempat bergantung kecuali seorang saja iaitu Aisyah. Oleh kerana itu, dengan sedih Nabi berkata: “Syaitan itu mengalir di dalam diri manusia mengikuti aliran darahnya. Malahan dijadikannya dada manusia sebagai tempat tinggalnya kecuali orang yang dilindungi Allah.”

Tatkala pada kali yang lain Rasulullah ditanya siapa yang dilindungi Allah itu, Baginda menjawab, “Mereka yang selalu memohon perlindungan Allah.”

“Siapakah gerangan?” tanya para sahabat pula.

“Orang itu adalah yang banyak melakukan kebajikan, ikhlas amalnya dan bersih hatinya.”

Continue reading

March 12, 2008 Posted by | Kisah Hikmah | Leave a comment