Daris Rajih

Search…View…Copy…Paste…

OMAR KHAYYAM

Ketaatan sejati adalah demi ketaatan itu sendiri, bukan karena mengharap surga atau takut pada neraka.

(Rabi’ah al-Adawiyah)

Syair-syair (kuatrin) Omar, putra Ibrahim sang Pembuat Kemah, telah diterjemahkan hampir dalam setiap bahasa dunia. Sama sekali tidak dapat dipercaya apabila dalam kehidupannya ia dianggap sebagai penganut aliran Assassin (sekelompok pembunuh bermotifkan politik), teman Nizham sang Wazir Agung, sebagai anggota istana dan penggemar makanan serta minuman, oleh sebab berbagai terjemahan yang keliru. Sudah menjadi anggapan umum bahwa Rubaiyat terjemahan FitzGerald lebih merepresentasikan penyair Irlandia dibandingkan Persia. Namun ini sebenarnya merupakan penilaian dangkal, karena Omar sebenarnya tidak merepresentasikan dirinya sendiri, namun sebuah madzhab filosofi Sufi. Kita tidak hanya perlu mengetahui apa yang sebenarnya dikatakan Omar, namun kita juga perlu mengetahui apa maksud perkataannya.

Sebenarnya ada suatu hal menarik lebih lanjut bahwa dalam pembauran berbagai gagasan dari beberapa penyair Sufi dan mengangkat nama Omar, FitzGerald tanpa disadari telah menggaris bawahi pengaruh Sufi dalam kesusastraan Inggris.

Marilah kita mulai mengamati terjemahan FitzGerald. Dalam syair (kuatrin) 55, ia memaksakan bahwa Omar secara khusus menentang Para Sufi:

Buah Anggur, mengandung sebuah Serat;
Laksana urat melekat di Tubuhku — biarlah sang Sufi mencela;
Tentang Logam Dasarku yang mungkin menyimpan sebuah Kunci, Kunci pembuka Pintu yang diratapnya dari luar.

Continue reading

March 4, 2008 Posted by | Kisah Sufi, Omar Khayyam | 1 Comment

OMAR KHAYYAM

Omar Khayyam adalah seorang filosuf, ilmuwan dan pelatih penting dalam Sufisme. Namanya terkenal di dalam literatur Eropa, terutama karena Edward Fitzgerald, yang di zaman Victoria telah mempublikasikan beberapa kwartrin Omar dalam bahasa Inggris. Perlu dicatat, Fitzgerald –seperti, hal ini perlu dicatat, banyak para sarjana Timur lain– telah membayangkan bahwa karena Omar Khayyam pada masanya berbicara tentang pandangan-pandangan yang bertentangan secara luas, ia sendiri adalah korban beberapa perubahan pemikiran. Sikap ini, yang merupakan karakteristik beberapa akademisi, hanya seperti orang yang berpikir bahwa jika seseorang menunjukkan sesuatu kepadamu, ia harus percaya; dan bila ia menunjukkan beberapa hal kepadamu, ia harus menjadi subyek (sasaran) identifikasi dengan hal-hal tersebut.

Continue reading

March 4, 2008 Posted by | Kisah Sufi, Omar Khayyam | 1 Comment