Daris Rajih

Search…View…Copy…Paste…

Siapakah Tuhan?

“Para pelautku dan sahabat-sahabatku, akan lebih bijak jika kita bicara sedikit saja tentang Tuhan — yang kita tidak mengerti siapa Dia — dan bicara lebih banyak tentang diri kita sendiri, yang mungkin lebih kita mengerti.”

Pada hari pertama minggu itu, ketika suara lonceng kuil menerpa telinga mereka, seseorang bersuara dan berkata: “Guru, kami banyak mendengar tentang Tuhan di sini. Katakanlah apa itu Tuhan, dan siapakah Dia sebenarnya?”

Dan dia yang dipanggil guru itu berdiri tegak di depan mereka laksana sebatang pohon muda, yang tak gentar dengan angin dan prahara. Dia menjawab: “Pikirlah sekarang, sahabatku dan cintaku, sebuah hati yang memuat semua hati kalian, sebuah cinta yang meliputi seluruh cinta kalian, sebuah jiwa yang merengkuh semua jiwa kalian, sebuah suara yang membungkus semua suara kalian, dan sebuah kesunyian yang lebih dalam daripada semua kesunyian kalian, dan abadi.”

“Carilah sekarang, untuk kaubayangkan dalam kesadaranmu, sebuah keindahan yang lebih menarik daripada semua yang indah, sebuah nyanyian yang lebih membahana dari nyanyian laut dan hutan belantara, sebuah singgasana megah sehingga Orion hanyalah sebuah bantal kaki, memegang sebuah tongkat kekuasaan di mana Pleiades tak lebih dari cahaya redup tetes embun pagi.

“Kalian hanya mencari makanan dan tempat berteduh, pakaian dan bahan-bahan pokok; carilah sekarang seorang yang bukan sasaran dari anak panahmu dan juga bukan gua batu untuk kamu berlindung dari hal-hal itu.

“Dan jika kata-kataku terlalu sulit dan berbelit, maka carilah sesuatu yang membuat hatimu patah, dan keingintahuan akan membawamu kepada cinta dan kebajikan Yang Mahatinggi, yang manusia menyebutnya Tuhan.”

Mereka terdiam, semua orang, mereka bingung; Almustafa, sang guru, terhanyut dalam keharuan mereka. Dia menatap penuh kelembutan dan berkata: “Sekarang tak usahlah kita membicarakan Tuhan. Lebih baik sekarang kita bicara tentang dewa-dewa, tetangga-tetangga kalian, dan saudara-saudara kalian, mereka yang mengitari rumah-rumah kalian dan halaman-halaman kalian.”

“Jika kalian terbang ke atas awan, kalian takjub akan ketinggiannya; dan jika kalian mengarungi laut, kalian akan lelah oleh luas bentangannya. Tapi aku katakan bahwa ketika kalian menebarkan benih ke atas bumi, kalian akan menjulang lebih tinggi; dan ketika kalian membawakan kepada tetanggamu keindahan pagi, kalian akan menjadi laut yang lebih luas lagi.

“Terlalu sering kalian menyanyikan Tuhan, yang tak berhingga, nyanyian yang kalian sendiri tidak pernah mendengarkan. Adakah kalian mendengar nyanyian burung, dan mendengar daun-daun yang meninggalkan dahannya ketika diterpa angin — dan jangan lupa, sahabatku, nyanyian dedaunan itu hanya mengalun ketika ia terpisah dari dahannya.

“Sekali lagi aku berharap kalian tidak berbicara terlalu lepas tentang Tuhan, yang adalah segalanya bagi kalian. Lebih baik kita berbicara secukupnya dan kita saling mengerti, tetangga dengan tetangga, dewa dengan dewa.

“Untuk apa memberi makan pada burung kecil di dalam sarang jika induknya terbang jauh menuju awan? Dan bunga di ladang manakah yang bisa dibuahi jika ia tidak disunting oleh kumbang dari bunga yang lain?

“Karena tenggelam dalam kekerdilan diri, kalian mencari langit yang kalian katakan sebagai Tuhan. Seharusnya kalian dapat menemukan jalan ke dalam kebesaran diri kalian sendiri; jika kalian tidak terlalu malas untuk membangun jalan itu.

“Para pelautku dan sahabat-sahabatku, akan lebih bijak jika kita bicara sedikit saja tentang Tuhan — yang kita tidak mengerti siapa Dia — dan bicara lebih banyak tentang diri kita sendiri, yang mungkin lebih kita mengerti.

“Tapi aku akan memberitahu kalian bahwa kita adalah napas dan aroma Tuhan. Kita adalah Tuhan, di dedaunan, di dalam bunga, dan tidak jarang juga di dalam buah.”

Ini adalah sebuah prosa karya Kahlil Gibran — “nabi” dari Bestari yang mahaterkenal itu. Judulnya: Tuhan. Kukutip dari buku Kahlil Gibran; Cinta. Keindahan. Kesunyian.

July 27, 2009 - Posted by | Kisah Hikmah

11 Comments »

  1. Tujuan agama diturunkan Allah SWT tidak lain untuk ‘memperkenalkan’ ada Tuhan yakni Allah SWT, yang lain ya Tuhan buatan atau ciptaan atau rekaan manusia semata. Inilah isi salah satu iman. Iman dan ihsan itu merupakan bagian dari ajaran Islam, jadi bukan masing-masing berdiri sendiri. Dan, syahadat itu merupakan dasar pokok dari ajaran Islam, sekaligus adalah ‘puncak’ atau kesimpulan dari ajaran iman. Tatkala dia yakin dengan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW dan Islam, maka dia mengucapkan syahadat. Jabaran dari syahadat itu tergambar dalam rukun iman yang 6 (enam) pekara tersebut. Shalat dan puasa adalah gambaran ibadah dari ajaran Islam. Sementara zakat dan haji pada hakikatnya adalah muamalat di samping bentuk kegiatan lainnya, karena kedua perintah ini pasti menyangkut hubungan dengan orang lain.

    Apabila rukun Islam dilaksanakan oleh setiap Muslim dengan cara yang ihsan yakni semata karena Allah SWT dan pasti Allah SWT Maha Melihat, jika ini yang tertanam dihatinya dan terwujud dalam pelaksanaan nyatanya maka jadilah orang itu sufi. Jadi sufi itu adalah seseorang Muslim yang benar-benar melaksanakan rukun Islam dengan tingkat iman yang tinggi dan didasarkan dengan ihsan dan ikhlas. Semua orang Muslim bisa menjadi sufi dan tidak pula wajib harus dengan mursyid tertentu atau toriqoh tertentu. Insya Allah, Anda pun bisa jadi sufi

    Comment by elfan | June 10, 2009 | Reply

  2. Carilah Tuhanmu dengan Tuhanmu.

    Comment by kentang madu | June 14, 2009 | Reply

  3. kalian membicarakan tuhan tuhan dan tuhan

    memang tuhan itu ada ????? kalau ada tunjukan pada ku, jangan hanya bisa membicarakan nama yang hampa, anak kecil juga tau

    Comment by Saloy | June 26, 2009 | Reply

    • Tuhan Ada Dalam Diri KAmu….!!!! Bila Anda Ingin Bertemu Tuhan mu YANG MAHA KUASA Belah Dada Dan MAsuk KEdalam JIwamu!!!!! Disana Ada Tuhan mu………..

      Comment by calANGELOFDEATH | July 11, 2009 | Reply

  4. Mencari Tuhan.. Sama halnya dengan menyelami samudera Qalbu..

    Comment by Prahara | June 28, 2009 | Reply

  5. ngak perlu harus menyelam samudra, ini saya buat cerita untuk perumpamaan saja bagi para pencari tuhan

    seperti cerita kunang kunang yang sedang menuntut ilmu .

    ada empat ekor kunang2 menuntut ilmu, setelah menghadap sang guru , maka sang guru memerintahkan kepada ke empat kunang2 tersebut untuk mencari hakikat panas nya api.

    singkat cerita setelah beberapa hari menghadaplah kunang2 tersebut kepada sang guru nya untuk menuturkan hasil penemuan mereka.
    kunang2 yang pertama datang menghadap, sembah guru saya lah yang paling mengerti hakikat api, ujar kunang2 yg pertama dengan sombong nya.
    guru nya bertanya kalau begitu coba kamu ceritakan tentang hakikatnya api tsb.
    maka kunang2 pertama pun bercerita, bahwa api tersebut panas guru dan menyala-nyala merahnya.
    dan gurunya diam saja mendengarkan kunang2 yg pertama bercerita.

    terus gurunya memerintahkan kunang2 yang kedua untuk bercerita,
    kunang2 kedua pun bercerita, bahwa api itu sangat panas guru saya berusaha untuk mendekati api, tapi ternya panasnya sangat menyengat kulit saya ujar kunang2 yg kedua.

    terus kunang2 yg ketiga diminta gurunya untuk menceritakan ttg hakikat api, maka kunang2 yg ketiga pun bercerita bahwa api itu sangat panas sekali kalau guru tidak percaya ini bulu2 saya sampai terbakar semua waktu saya mencoba masuk kedalam api.

    sedangkan kunang2 yg ke empat tidak muncul2 lagi kehadapan gurunya, rupanya kunang2 yg ke empat masuk kedalam api dan tidak keluar lagi dari dalam api.

    jadi maksud dari cerita diatas tersebut siapa sebenarnya diantara kunang2 tersebut yang mengerti hakikat api, pasti kunang2 yg kempatlah yg mengetahui sebenarntya tentang hakikat api, karena dia sudah masuk kedalam api dan tidak keluar lagi dari dalam api.

    jadi begitu juga tentang hakikat Tuhan, kalau manusia sudah mengetahui hakikat ketuhanan, maka dia tidak akan bisa menceritakannya lagi, karena sudah habis terpandang , terbuka tirai penghalang.

    jadi jangan lah kita saling membanggakan diri kita, suku kita, atapun golongan kita, karena semua itu hanya tipuan yang akan gugur laksana debu tertiup angin,

    saloy
    0817288767

    Comment by saloy | June 30, 2009 | Reply

  6. ADANYA PROSES KEHIDUPAN DARI SPERMA BERTEMU OVUM DAN JD JANIN TERUS KALIAN SEMUA HEHEHE

    Comment by AJISAKA | July 5, 2009 | Reply

  7. Tuhan itu ada.Ada manusia dan alam kr ada Tuhan yg menciptakan.Kalo mengatakan manusia terjadi sendiri,tidak ada manusia yang sama ciri2nya.ada yang hidungnya, matanya satu,dua,tiga,dst atau seonggok daging busuk karena pembelahan selnya tidak ada yang mengatur.Begitu pula pada organ dalam,juga hewan,tumbuhan,benda2 langit,galaksi,antariksa.Semua indah karena ada Tuhan YME,yang mengatur,yang bernama Allah

    Comment by Edi | September 6, 2009 | Reply

  8. Assalamu’alaykum.
    Bagi yg g percaya tentang ada nya Tuhan:
    Memang Tuhan itu tidak ada selain Alloh Ta’ala.
    Jika masih tidak percaya maka silahkan kau MATI,
    Terserah mau pilih yg mana,
    MATI beneran : berarti kau harus dikubur/dikebumikan,
    Ada lagi istilah MATI, MATI nya hatimu ato MATI nya nafsumu. Sebaiknya MATIkan apa yg hidup dari NAFSUmu dan hidupkan apa yg MATI dari hatimu.
    Tentu itu takkan mudah.
    Skian dulu trimakasih .

    Comment by D'rod | November 3, 2009 | Reply

  9. Cukup komentnya!!
    Malu ah sama tuhan. Ingat! Tuhan tdk dpt digambarkan dg apapun. Apalagi inikan hanya syair!!!

    Comment by Otam Wijaya | April 12, 2010 | Reply

  10. paku carilah paku, paku dibalik tiang, aku carilah aku , aku ditempat yang terang

    Comment by basuojuo | May 23, 2010 | Reply


Leave a reply to D'rod Cancel reply